Banjir
yang sekarang sedang melanda daerah di Indonesia. Tiap hari kita disuguhkan
berita tentang banjir terutama banjir yang terjadi di ibukota negara kita yaitu
Jakarta. Ternyata tidak hanya masyarakat sekitar saja yang menanggung dampaknya tapi banjir ini juga berdampak pada usaha perbisnisan yang ada di Jakarta. Seperti yang dilansir pada Kompas.com edisi hari ini.
Asosiasi
Pengusaha Indonesia memperkirakan kerugian akibat banjir selama satu minggu
terakhir mencapai ratusan miliar rupiah. Kerugian tersebut akibat pedagang
kehilangan omzet harian, pembengkakan ongkos transportasi, dan kenaikan biaya
logistik. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi di
Jakarta, Minggu (19/1/2014), meminta pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, Banten, dan DKI Jakarta bekerja sama mengatasi banjir. Sofjan juga
mengecam Kementerian Keuangan yang menahan anggaran bencana alam. ”Kami masih
menghitung dampak kerugian akibat banjir ini. Pemerintah harus serius membangun
koordinasi mengatasi bencana alam karena skalanya semakin luas dan merugikan kita
semua,” kata Sofjan.
Sementara
itu, perusahaan asuransi umum belum memiliki catatan mengenai klaim kerugian
akibat banjir di Jakarta dan beberapa wilayah lain di Indonesia. Pada umumnya
pemilik properti dan kendaraan bermotor yang memiliki polis asuransi umum untuk
banjir baru akan melaporkan klaim setelah selesai mengamankan properti dan
kendaraan. Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Julian Noor
memperkirakan, klaim untuk banjir yang melanda Jakarta pekan lalu akan lebih
rendah dibandingkan kerugian akibat banjir pada tahun lalu. ”Tahun lalu banjir
melanda daerah komersial segitiga emas di Jakarta. Kalau Senin lalu, banjir
lebih banyak di daerah yang bukan area komersial,” kata Julian di Singapura. Perbankan
juga masih mendata kerugian akibat banjir. Namun, PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk memastikan, layanan bagi nasabah tetap diberikan semaksimal
mungkin. ”Ada beberapa mesin ATM dan unit kerja kami yang terkena banjir,” kata
Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali di Yogyakarta.
Untuk
unit kerja yang terkena banjir sehingga tidak bisa melayani masyarakat, BRI
mengalihkan layanan ke unit kerja terdekat lainnya. ”Kami memastikan, layanan
nasabah tidak terganggu. Ada alternatif layanan kepada nasabah yang bisa
diakses melalui perbankan elektronik,” kata Ali. Sementara itu, Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menginstruksikan agar seluruh
penyelenggara telekomunikasi siaga terhadap musibah bencana alam di sejumlah
daerah di Indonesia. Kesiagaan ini untuk menjaga agar komunikasi di daerah
bencana tetap aman dan terkendali. Ganggu komunikasiBagi pengguna komunikasi,
Kementerian Kominfo meminta agar masyarakat lebih banyak menggunakan layanan
pesan singkat (SMS) dan layanan data untuk berkomunikasi. Sebab, katanya,
komunikasi suara lebih dibutuhkan untuk koordinasi dan berbagi informasi bagi
petugas lapangan.
Menurut
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Gatot S Dewa Broto, musibah
yang terjadi di beberapa wilayah Nusantara berpotensi mengganggu layanan
komunikasi. Padahal, masyarakat yang terkena musibah sangat membutuhkan layanan
komunikasi. ”Untuk musibah di Gunung Sinabung, Sumatera Utara, layanan tidak
terganggu,” kata Gatot. Kemudian, untuk musibah yang melanda kota Manado dan
sekitarnya pada 15 Januari 2014, ada sejumlah base transceiver station (BTS)
yang sempat tidak berfungsi akibat banjir bandang dan tanah longsor. Sementara
itu, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang memutus aliran listrik dengan memadamkan pasokan dari gardu
distribusi. Pada Minggu, sebanyak 433 gardu distribusi masih dipadamkan. Secara
terpisah, Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina (Persero) Ali
Mundakir menyatakan, stok dan pasokan bahan bakar minyak maupun elpiji di
wilayah Jakarta dan sekitar dalam kondisi aman meski beberapa tempat di wilayah
Jakarta dilanda banjir. Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan,
cadangan beras pemerintah yang ada di Perum Bulog hingga sekarang sebanyak
365.000 ton. ”Beras itu disiapkan untuk membantu para korban bencana, seperti
banjir, kekeringan, atau gunung meletus,” ungkapnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar